Sejarah XML

post on: Jumat, 11 Februari 2011


Pada awal kemunculannya di penghujung 1990-an, XML (Extensible Markup

Languange) kerap dianggap sebagai bahasa markup pengganti HTML (Hypertext

Markup Languange). Mungkin

karena sama-sama turunan dari SGML (Standard

Generalized Markup Languange). Padahal, XML dibuat untuk menjembatani interoperabilitas antar software dari platform yang berbeda.





Sebelum membahas lebih jauh apa itu XML dan bagaimana fungsinya, ada baiknya kita memahami betul istilah markup language. Awalnya markup language digunakan oleh para penulis, editor, dan awak percetakan dalam dunia penerbitan untuk menandai sebuah naskah dipresentasikan.

Editor menandai bagian-bagian naskah yang perlu diperbaiki oleh penulis, dengan tanda-

tanda khusus. Editor juga melakukan hal yang sama pada naskah yang akan di-layout oleh desainer (dahulunya merupakan bagian dari awak percetakan), bagian mana yang dicetak miring, tebal, dan lain-lain.

Dengan kata lain, markup language adalah gabungan antara naskah dengan

informasi tambahan tentang naskah itu sendiri. Contoh markup language yang paling lazim kita temukan saat ini di internet adalah HTML.





Sejarah XML XML didesain oleh sebuah kelompok kerja yang terdiri dari sebelas orang. Mereka mendapat dukungan dari 150 orang diluar kelompok tersebut.

Pemimpin bidang teknis tim sebelas, James Clark, menyumbangkan elemen empty “”, dan nama XML itu sendiri. Nama-nama lain yang sempat diusulkan antara lain MAGMA (Minimal

Architecture for Generalized

Markup Applications), SLIM (Structured Language for

Internet Markup), dan MGML ( Minimal Generalized Markup Language).





Pada 10 Februari 1998, XML 1.0 direkomendasikan secara resmi oleh W3C.

XML 1.0 merupakan

pencapaian tim sebelas dalam

mendesain markup language untuk tujuan penggunaan di

Internet, yang serba guna, dan

kompetibel dengan SGML.

Selain itu, XML 1.0 juga mendukung pengembangan

software yang memprosesnya,

meminimalisasi fitur-fitur

opsional, terbaca oleh manusia, singkat, padat, dan mudah untuk ditulis. Beberapa kali telah dilakukan perbaikan. Perbaikan ketiga perbaikan minor pada XML 1.0 perbaikan kedua

menghasilkan XML 1.1, yang kini telah menjalani satu kali perbaikan. Pada 16 Agustus

2006 yang lalu, XML 1.0 Fourth

Edition, dan XML 1.1 Second Edition dipublikasikan.

Keduanya dianggap sebagai versi terakhir XML yang ada

sekarang. Kegunaan XML didesain sebagai solusi interoperabilitas

antarsoftware dari platform yang berbeda. Misalnya software A berjalan diatas platform Java, ingin berbagi informasi dengan software

yang berjalan di atas platform .NET. software A

akan membaca request dari

software B dalam format

XML.

Atau bisa jadi software A menyediakan informasi yang

sudah dikemas dalam fomat

XML, yang dapat

dimanfaatkan oleh software

B, C, D, dan seterusnya.





Untuk mengakses informasi dalam

format XML ini, digunakan tool yang bersifat web service.

Contoh yang paling sederhana

dari interoprabilitas

menggunakan XML ini adalah

RSS feed dan aggregator. Saat

ini banyak website berita dan blog yang menyediakan

informasi yang dikemas dalam

format XML, atau dikenal

dengan nama RSS feed.

Website lain atau aplikasi desktop yang disebut dengan aggregator dapat memanfaatkan informasi ini

melalui web service, yakni

HTTP, untuk membaca file

XML, dan menampilkannya.





Bagaimana XML, dan web service bekerja sama

menciptakan layanan baru

yang disebut dengan

interoprabilitas ini? Seperti yang dijelaskan di atas, XML merupakan markup langage.

Namun, berbeda dengan HTML

yang memerintahkan web browser bagaimana

menampilkan informasi, XML

menandai informasi secara

terstruktur sehingga memudahkan aplikasi lain

mengekstrak, dan

menggunakannya.





Seperti halnya HTML, XML juga menggunakan tag-tag. Jika tag-tag pada HTML bersifat baku, tag-tag XML dapat dibuat sendiri, sesuai dengan kebutuhan. Untuk memudahkan aplikasi

membaca tag-tag apa saja

yang memuat informasi serta

struktur hirarkinnya, XML 1.0 dilengkapi dengan DTD

( Document Type Definition)

yang terletak pada bagian

header file. Untuk menutup

kekurangan pada DTD, XML

1.1 mengganti DTD dengan XSD (XML Schema Definition) yang lebih powerful dalam

menggambarkan struktur file XML.





Perlu digarisbawahi, walaupun sama-sama turunan SGML,

tedak berarti XML dan HTML

memiliki sifat yang sama.

Seperti yang kita ketahui, HTML memiliki sifat pemaaf. Jika Anda membuat kesalahan

coding pada HTML, web

browser akan berusaha tetap

menampilkannya sebaik mungkin, dengan menduga

apa kira-kira maksud Anda,

atau paling tidak web browser

mengabaikan tag yang salah.

Namun tidak demikian dengan

XML. Aplikasi yang menggunakannya akan berhenti dengan tiba-tiba saat menemukan tag yang salah,

dan mengatakan bahwa ada yang salah dalam file XML Anda!


BACA JUGA

masih 2 komentar untuk Sejarah XML

kholist mengatakan...

mantep,keren plend

.•-'Şђōfā_Çђēñōv'-•. mengatakan...

@kholist : Buat bahan belajar Sob.

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Comments

Recent Comment


Pengikut

© 2010-2012 | Chenov87
script by: Bagas96